Bilangan atau lambang bilangan merupakan suatu alat bantu yang mengandung suatu pengertian tertentu. Pengertian ini terus berkembang sesuai dengan kemajuan/peradaban manusia. Pada zaman prasejarah orang yang paling primitif-pun sudah mengenal bilangan. Pada zaman primitif pengertian bilangan sangat berbeda dengan pengertian bilangan pada saat ini.
Berdasarkan penelitian dan penyelidikan para ahli, orang primitif hanya mengenal pengertian bilangan sampai batas 2 atau 3, selebihnya mereka akan mengatakan banyak. Cara berpikir bangsa primitf ini ternyata hampir sama dengan cara berpikir anak-anak yang berumur 3 tahun. Seorang anak yang berumur 3 tahun hanya pandai menghitung berkisar sampai dengan batas bilangan 3, selebihnya otak mereka belum mampu. Seorang anak kecil kalau disodorkan berapa jari ini, akan dijawab satu, dua kadang-kadang untuk jumlah tiga masih sulit untuk menjawabnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berinteraksi dengan yang namanya bilangan. Hampir tidak ada profesi di dunia ini yang tidak berhubungan dengan bilangan. Oleh karena itu menurut orang awam matematika biasa diartikan sebagai hitung-hitungan yang melibatkan bilangan tersebut. Pengertian ini pun tidak salah, karena memang di dalam matematika mempelajari operasi bilangan, sehingga bisa dikatakan jika orang membenci matematika mereka akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya. Secara praktis matematika memegang peranan penting dalam kehidupan ini, hal ini dapat kita lihat dari berbagai sumber informasi matematika senantiasa ada dan berkembang pada setiap peradaban manusia.
Kembali kepada konteks bilangan, untuk menyatakan suatu bilangan diperlukan sebuah lambang. Dari zaman ke zaman lambang bilangan mengalami perubahan sesuai dengan keperluan. Lambang bilangan yang paling sederhana dan masih tetap kita gunakan saat ini adalah lambang bilangan menggunakan jari kita. Jika seseorang ditanya sesuatu tentang jumlah, kemudian mereka menjawab dengan menunjukkan dua jari maka yang bertanya sudah memahami bahwa jumlahnya adalah 2. Pada zaman yang lalu diketahui juga bahwa untuk melambangkan suatu jumlah digunakanlah tumpukan batu, simpul tali atau bentuk lain. Namun hal ini dirasa tidak efektif, sehingga manusia dengan kecerdasannya membuat sebuah sistem lambang bilangan yang saat ini kita kenal. Lambang bilangan ini tentu mengalami sebuah proses yang begitu panjang dan tidak serta merta jadi seperti yang kita kenal saat ini.
Lambang bilangan yang umum kita kenal saat ini adalah:
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Muncul sebuah pertanyaan, mungkinkan lambang-lambang tersebut nantinya akan berkembang? Peluang untuk pengembangan sangat mungkin terjadi, hal ini diperlukan ketika sistem lambang bilangan tersebut sudah tidak mampu mengakomodir keperluan manusia.
Comments
Post a Comment